Rak buku di teras depan ruang Kepala Sekolah, (Doc.Pribadi)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi merupakan suatu kemampuan menulis dan membaca, ataupun ketrampilan maupun kemampuan seseorang dalam mengolah informasi serta pengetahuan untuk kecakapan hidup. Tentu saja literasi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di dunia pendidikan.
Sejarah Singkat Tulisan
Tulisan merupakan salah satu media komunikasi bagi manusia. Manusia yang hidup dalam suatu kelompok selalu melakukan komunikasi di antara anggota kelompok maupun lintas kelompoknya untuk menyampaikan pesan,
Pada masa prasejarah dimana aksara belum dikenal, manusia menyampaikan pesan melalui gambar yang mereka buat pada kulit binatang, daun lontar maupun pada dinding gua tempat tinggal mereka. Manusia prada era prasejarah yang hidupnya nomaden selalu ingin meninggalkan jejak kehadiran mereka pada kerabatnya.
Melalui gambar pada dinding gua, mereka dapat menceritakan hewan buruan yang di dapatkan maupun binatang atau tumbuhan beracun yang tidak boleh dikonsumsi. Selain gambar, pada masa prasejarah, komunikasi juga dibangun melalui bahasa isyarat, baik gerak tangan maupun suara. Sedangkan untuk penyampaian pesan jarak jauh, mereka menggunakan genderang, terompet, api dan asap.
Gambar pada dinding gua pada masa prasejarah. (Doc. icons.id)
Pada masa sejarah, manusia mulai berkomunikasi melalui tulisan. Aksara paku merupakan aksara kuno yang digunakan oleh bangsa Sumeria (3500-3000 SM). Aksara paku ini merupakan aksara berbentuk paku yang menggambarkan obyek dalam perdagangan pada masa itu, yang akhirnya berkembang dan digunakan secara luas di daerah Timur Tengah.
Aksara paku yang berkembang di Sumeria. (Wikipedia)
Pada zaman yang sama dengan zaman berkembangnya aksara paku, Mesir kuno mengenal hieroglif. Hiroglif merupakan simbol dan gambar yang memiliki sekitar 700 simbol dan gambar berupa manusia, hewan maupun tumbuhan. Hieroglif dianggap simbol dan gambar yang turun dari para dewa. Pada umumnya hieroglif ditulis pada batu seperti sebuah prasasti.
Hieroglif pada masa Mesir kuno. ( National Geograpic Indonesia-Grid.ID)
Perkembangan selanjutnya adalah ketika bangsa Semit mengadaptasi hieroglif untuk merepresentasikan suara dalam bahasa Semit (2500SM). Mereka menggunakan gambar untuk merepresentasikan satu konsonan tunggal. Sistem tulisan yang lebih sederhana ini diadopsi oleh para pedagang Fenisia dan disebarkan ke Yunani pada abad ke-8 SM. Sistem tulisan ini mengalami modifikasi, hingga terlahirnya huruf untuk merepresentasikan huruf vokal. Inilah dasar dari huruf Latin yang kita pakai hingga saat ini.
Pentingnya Literasi
Seiring perkembangan zaman, kemampuan baca tulis manusia semakin berkembang. Saat ini kita tidak lagi berada di era yang menggalakkan pemberantasan buta aksara. Kita sudah melesat jauh, tidak sekedar dapat membaca dan menulis, melainkan bagaimana mampu berliterasi yang sesungguhnya.
Literasi sesungguhnya merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia pendidikan. Literasi mencakup pemahaman dan kemampuan analisa terhadap materi atau data yang ada. Kemampuan literasi yang bagus memungkinkan seorang siswa memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan meminimalisir miskonsepsi materi pembelajaran.
Lebih jauh lagi, seseorang yang memiliki kemampuan literasi yang bagus akan memiliki potensi untuk berkontribusi lebih banyak dalam masyarakat. Mereka lebih mampu memahami dan menganalisa sebuah masalah sekaligus mencari solusi. Literasi juga memungkinkan seseorang menjadi lebih kreatif dan imajinatif. Mereka pada umumnya mampu menyampaikan gagasan dengan lebih baik, melalui gambar, tulisan maupun media interaktif yang berkembang sangat baik di era industri 4.0 yang berbasis teknologi informasi.
Peran dan Langkah Sekolah dalam Literasi
Sesuai dengan visi misi sekolah, khususnya mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas dan berkualitas, maka SMPN 2 Papar memberikan perhatian yang besar bagi tumbuh kembang iklim literasi di sekolah. Hal ini tentu saja didasari kesadaran bahwa tidak mungkin misi sekolah tercapai jika warga sekolah tidak memiliki kemampuan literasi yang memadai. Oleh karena itu program literasi yang dilaksanakan di sekolah dirancang sedemikian rupa agar dapat menumbuhkan minat siswa dan menggerakkan siswa untuk memiliki kesadaran berliterasi mandiri, tidak hanya sebatas pada jam belajar di sekolah.
Beberapa hal yang telah dilakukan untuk menumbuhkembangkan literasi sekolah adalah:
- Program literasi 20 menit pada awal kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Dalam kegiatan ini, siswa didampingi oleh guru pengajar jam pertama. Siswa dapat membaca buku-buku yang disediakan di tiap kelas maupun buku bacaan milik siswa. Tidak hanya membaca, sebagai penguat hasil literasi, siswa diminta membuat resume dari bacaan yang telah dibacanya dan secara acak beberapa siswa diminta membagikan hasil literasinya dalam bentuk kegiatan bercerita di depan kelas.
- Area baca ceria yang merupakan pojok literasi di teras sekolah. Penempatan rak buku dengan model yang menarik dan buku-buku yang menarik pula sengaja diletakkan di teras sekolah agar lebih familiar bagi siswa. Hal ini karena siswa kadang enggan masuk ke gedung perpustakaan. Area baca ceria yang teduh oleh tumbuh-tumbuhan di sekitarnya serta berada di ruang terbuka akan memberikan kesan lebih ramah untuk dikunjungi. Ini merupakan “perangkap literasi” yang manis bagi siswa. Terbukti pada saat jam istirahat atau jam yang luang, para siswa asyik menekuni buku-buku bacaan yang disediakan oleh sekolah di rak unik tersebut.
Teras baca yang menggugah minat literasi siswa dan guru.(Doc. Pribadi)
Berliterasi dan berdiskusi dengan guru. (Doc. Pribadi)
3. Literasi bersama di halaman sekolah yang diprogramkan satu bulan sekali. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru dan menjawab pertanyaan terkait cerita tersebut. Pembacaan cerita dapat dilakukan pula oleh siswa. Selain pembacaan cerita, potensi siswa terkait literasi dapat ditampilkan pula.
Belajar mengungkapkan pemikiran melalui tulisan.(Doc. Tim web Aeropa)
4. Jadwal belajar di perpustakaan secara bergilir. Setiap pengampu mata pelajaran wajib membawa siswa belajar di perpustakaan sesuai jadwal yang telah disusun. Dengan belajar di perpustakaan dalam bimbingan guru mata pelajaran, diharapkan dapat mengurangi phobia siswa terhadap perpustakaan. Selain itu siswa dapat belajar dari referensi berbeda yang tersedia di perpustakaan sekolah.
5. Gelar buku di halaman sekolah yang teduh. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa untuk membaca bersama sesuai minat masing-masing siswa.
Literasi bersama di halaman sekolah yang teduh.(Doc. Tim web Aeropa)
Souvenir dari sekolah sebagai salah satu cara mengapresiasi dan memotivasi siswa. (Doc.Tim web Aeropa)
Rencana dan Harapan
Terkait upaya agar tumbuh kembang literasi di SMPN 2 Papar lebih baik lagi, ada beberapa gagasan yang direncanakan untuk ditindaklanjuti. Beberapa rencana tersebut adalah upaya pembenahan tata ruang perpustakaan agar lebih ramah dan menarik sesuai selera generasi Z. Jika tata ruang perpustakaan ramah dan menarik, diharapkan siswa akan merasa nyaman berada di ruang perpustakaan pada saat melakukan kegiatan literasi.
Pembenahan perpustakaan digital juga merupakan salah satu rencana ke depan. Selama ini memang sudah ada fasilitas perpustakaan digital di ruang perpustakaan SMPN 2 Papar meskipun belum banyak jenis buku yang ada dalam katalognya. Potensi perpustakaan digital ini akan dioptimalkan. Dalam era industri 4.0 sekarang ini, sungguh naif jika siswa maupun guru tidak mengenal literasi secara digital sedangkan semua lini telah disentuh komputerisasi termasuk media pembelajaran digital.
Selain itu rencana adanya gerobak pustaka yang diletakkan di salah satu sudut halaman sekolah juga akan direalisasikan. Gerobak pustaka ini adalah gerobak moving dengan empat roda yang didesain agar dapat menampung buku-buku yang dapat dibaca oleh siswa. Dengan demikian, siswa yang enggan memasuki gedung perpustakaan juga dapat menerima layanan terkait literasi di sekolah.
Dengan mengupayakan hal-hal yang dapat menggugah minat terkait literasi, diharapkan akan menuai manfaat yang besar bagi pengembangan diri warga sekolah, terutama bagi siswa, agar ada perubahan pola pikir dan perilaku, keluasan wawasan, peningkatan kecerdasan serta dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Salam literasi.
***