Catatan Perjalanan Wisata Edukasi

Benteng Vredeburg, peninggalan masa kolonial yang terletak di sekitar titik nol kota Jogjakarta. ( Doc. Tim Wisata Edukasi)

Wisata Edukasi merupakan kegiatan rutin terprogram yang dilakukan tiap tahun oleh sekolah. Berbeda dengan wisata pada umumnya, wisata edukasi bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar secara praktis tentang materi tertentu. Sains, sejarah dan budaya serta alam lingkungan sekitar dapat menjadi obyek yang dipelajari oleh siswa.

Selain memberikan pengalaman belajar secara praktis tentang materi tertentu, wisata edukasi juga berfungsi untuk melatih ketrampilan siswa, baik ketrampilan melakukan observasi, pengumpulan data, maupun kolaborasi ketika mereka bekerjasama antar anggota dalam kelompok. Juga ketrampilan berkomunikasi, baik dengan teman maupun sumber informasi di sekitar obyek wisata. Kerjasama dalam tim maupun kemampuan berkomunikasi ini akan sangat bermanfaat bagi siswa di kemudian hari.

Pada kegiatan wisata edukasi tahun 2023 ini, SMPN 2 Papar berkolaborasi dengan Ega Tour dalam pelaksanaan program tersebut. Wisata edukasi dilaksanakan pada tanggal 11-12 Oktober 2023. Lima obyek wisata edukasi yang dikunjungi adalah Parangtritis, Benteng Vredeburg, Malioboro, Candi Prambanan dan Tebing Breksi yang terletak di wilayah Daerah Istimewa Jogjakarta.

Parangtritis, salah satu ikon Wisata Daerah Istimewa Jogjakarta. (Doc. Tim wisata edukasi)

Parangtritis adalah obyek pertama yang dikunjungi, dimana peserta wisata edukasi dapat melaksanakan ibadah sholat subuh dan mandi sebelum sarapan pagi. Pagi berselimut kabut tebal ketika rombongan tiba di pantai ini. Pantai di wilayah kabupaten Bantul ini menjadi salah satu icon wisata Jogjakarta. Parangtritis memiliki ombak yang kuat dan bagus untuk kegiatan selancar. Di lokasi pantai ini siswa dapat mengeksplor banyak hal, termasuk aktifitas sosialekonomi warga di sekitar pantai.

Obyek kedua yang dikunjungi adalah benteng Vredeburg di titik nol kota Jogjakarta sekaligus Malioboro. Berdirinya benteng Vredeburg di Yogyakarta tidak lepas dari lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Kraton Kasultanan Yogyakarta dibangun pada tanggal 9 Oktober 1755. Setelah kraton mulai ditempati kemudian dibangun bangunan pendukung lainnya seperti Pasar Gedhe, Masjid, alun-alun dan bangunan pelengkap lainnya. Kemajuan kraton semakin pesat sehingga hal ini membawa kekhawatiran bagi pihak Belanda. Oleh karena itu, pihak Belanda  mengusulkan kepada  Sultan agar diizinkan membangun sebuah benteng di dekat kraton yang bertujuan untuk mengawasi, mengintimidasi keraton Jogjakarta. Siswa dapat mempelajari banyak hal terkait masa pendudukan kolonial di Jogjakarta melalui benda-benda bersejarah maupun tempat-tempat bersejarah yang ada di lingkungan benteng Vredeburg. Sekeluar dari benteng Vredeburg, peserta wisata edukasi menuju Malioboro. Berbelanja oleh-oleh di Teras I Malioboro, menikmati segala hal yang beraroma Malioboro, bernuansa Jogja mampu menorehkan kesan yang dalam di hati siapapun yang telah menyentuh Jogjakarta.

Teras 1 Malioboro, tempat peserta wisata edukasi berburu oleh-oleh khas Jogja. ( Doc. Pribadi)

Selepas dari Malioboro, peserta wisata edukasi dibawa ke pusat produksi bakpia. Melihat proses pembuatan bakpia sambil memilih beragam jenis makanan khas Jogja untuk oleh-oleh bagi keluarga. Di pusat oleh-oleh bakpia ini, peserta wisata edukasi harus rela mengantri karena banyaknya pengunjung dari berbagai tempat yang berjubel dan terus berdatangan.

Perjalanan selanjutnya menuju candi Prambanan. Candi yang dibangun pada abad ke-9 Masehi itu merupakan candi Hindu dengan bentuk yang ramping dan anggun. Tiga candi utama, yaitu candi Wisnu, candi Siwa dan candi Brahma melatarbelakangi panggung terbuka Trimurti yang biasa digunakan untuk mementaskan sendratari Ramayana. Di halaman candi, sebelum masuk pintu tiket, para peserta wisata edukasi makan siang bersama. Ada yang unik dengan kompleks candi Prambanan ini. Sekitar 800 meter sebelah Utara candi Prambanan terdapat candi Sewu yang bercorak Budha. Jika candi Prambanan adalah candi Hindu, artinya pada masa itu toleransi beragama sudah sangat kuat.

Menjulang ramping , elegan dan sangat indah, candi Prambanan tak mudah dilupakan. ( Doc. Tim Wisata Edukasi)

Masih di wilayah kecamatan Prambanan, kabupaten sleman, peserta wisata edukasi dibawa ke Tebing Breksi. Tebing yang telah terbentuk jutaan tahun yang lalu itu adalah hasil aktivitas gunung api purba Nglanggeran. Tebing itu dahulu digunakan sebagai tempat penambangan batu alam. Sejak kegiatan penambangan tersebut dihentikan dan area penambangan ditutup, warga sekitarnya berinisiatif menjadikan tempat itu sebagai tempat wisata. Jejak penambangan pada dinding tebing ditambah relief yang diukir oleh para seniman menjadikan tebing Breksi semakin menarik.

Tebing Breksi nan memukau ( Doc. Tim Wisata Edukasi)

Banyak spot foto di atas tebing. Burung hantu yang jinak pun dapat disewa oleh pengunjung untuk berfoto. Hal lain yang menarik dan menantang adalah Jeep off road yang berjejer di area parkir. Pengunjung dapat menyewa Jeep terbuka tersebut untuk berkelana di sekitar Prambanan dengan sopir Jeep yang handal melintasi medan off road. Sekitar pukul 17.00, peserta wisata edukasi meninggalkan Tebing Breksi untuk menuju ke kota Solo, tempat para peserta dapat beristirahat, melaksanakan ibadah sholat maghrib sekaligus makan malam sebelum pulang kembali ke Kediri. Tentu saja dengan membawa serta pengalaman dan kenangan yang susah untuk dilupakan. Teringat bait kata di teras 1 Malioboro. JOGJA TERBUAT DARI RINDU, PULANG DAN ANGKRINGAN.

Tinggalkan Balasan